HADIRI PERAYAAN IMLEK DI KLENTENG KUANTI SINTANG, ASKIMAN AJAK TERAPKAN PANCASILA
Tuesday, February 5, 2019
ASKIMAN AJAK TERAPKAN PANCASILA,
HADIRI PERAYAAN IMLEK DI KLENTENG KUANTI SINTANG,
warta kapuas raya,
warta pemda
Edit
www.wartaborneo.com-Sintang||Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM didampingi pejabat
dari Polres Sintang dan Kodim 1205 Sintang menghadiri Perayaan Malam
Tahun Baru Imlek 2570 di Kelenteng Kuanti Jalan Masuka Pantai Kelurahan Kapuas
Kanan Hilir Kecamatan Sintang pada Senin, 4 Februari 2019. Dalam perayaan
tersebut, selain memberikan sambutan, Wakil Bupati Sintang juga menyalakan
kembang api. Ditampilkan juga tarian dari etnis Tionghoa, Melayu, Dayak dan
Jawa.
“ Saya menyampaikan ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2570, Gong Xi Fa Cai, selamat dan semoga sejahtera kepada saudara-saudara yang merayakannya
di Kabupaten Sintang. Semoga tahun yang baru ini dapat membawa kedamaian,
kebahagiaan, kesejahteraan, dan keberuntungan bagi saudara-saudara “, ucap
Askiman.
Menurutnya, perbedaan bukan untuk membawa kita kepada alam
perpecahan dan jurang pemisahan, tetapi perbedaan itu merupakan sesuatu yang
indah bagi. Maka dari itu, Pemkab Sintang mengajak kita semua saling peduli
pada sesama, peduli kepada lingkungan, sehingga akan tercipta keharmonisan yang
menjadi jargon Pemkab Sintang.
“ Saat akan mengakhiri sambutan saya selalu
menyampaikan “ kalimat kasih disemai kejayaan dituai “. Kalimat ini
memiliki banyak makna, yang artinya ajakan untuk senantiasa menyemai
bahasa kasih di dalam hati pribadi kita, tanamkan bahasa kasih kepada semua
suku bangsa dan agama. Maka kehidupan damai akan terjadi di Sintang ini. Kita
ini beragam maka perlu menciptakan suasana yang damai “, terang Askiman.
Di kesempatan itu pula Wakil Bupati sedikit menyinggung
insiden yang terjadi beberapa waktu lalu.
“ Kemarin terjadi suasana yang tidak enak di Sintang ini ”,
ujar Askiman.
“ Kami memberikan apresisasi kepada jajaran Polres Sintang,
Kodim 1205 Sintang, Kejaksaan Negeri Sintang, Pengadilan Negeri Sintang dan
semua pihak yang sudah cepat menanggapi kondisi ini dengan adanya penyelesaian
secara damai melalui sebuah keputusan yang baik. Keputusan ini tidak melihat
menang dan kalah. Tetapi keputusan ini diambil dari hati yang dalam. Masyarakat
Tionghoa dengan rendah hati menyepakati tugu bambu dan tugu jam untuk steril
dari atribut budaya dan agama. Kedua tugu disepakati diharamkan untuk dipasangi
semua simbol agama dan budaya apa pun di Sintang ini. Pemindahan lampion yang
sudah terpasang di kedua tugu oleh masyarakat Tionghoa, tanpa tekanan dari
pihak manapun, tetapi karena kesadaran sendiri meskipun sudah ada ijin dari
Dinas Lingkungan Hidup “, tambah Wakil Bupati Sintang.
Askiman juga menjelaskan : “ Berdasarkan kesepakatan kami,
maka postingan yang mempersoalkan pemasangan lampion, pemberitaan mengenai
persekusi terhadap masyarakat Tionghoa harus dihapus. Kalau masih ada maka
tindakan hukum akan diambil. Ini keputusan yang bijak. Kami menghimbau kepada
seluruh masyarakat agar menghentikan postingan di media sosial yang mengandung
unsur kebencian kepada kelompok manapun. Gunakan media sosial secara bijak.
Hentikan postingan isu SARA yang membawa dampak perpecahan, dan postingan cacian
makian. Itu bukan budaya Bangsa Indonesia. Gunakan media sosial untuk promosi
usaha, untuk memberikan layanan kasih ”, katanya.
“ Kita harus menghargai bahwa lambang negara, Burung Garuda,
yang dijadikan simbol Pancasila itu diambil dari simbol kerajaan dan masyarakat Sintang.
Maka mari kita menerapkan nilai Pancasila di Sintang ini.
Kejadian kemarin bukan untuk disesali, tetapi peringatan kita untuk menghargai
satu dengan yang lain. Panitia perayaan tahun baru
imlek juga saya lihat terdiri dari multi etnis. Ini sangat
membahagiakan karena partisipasi berbagai lapisan masyarakat. Sintang ini rumah
kita bersama. Maka bersatulah dalam perbedaan “, ajak Askiman.
Sementara Edi Hermanto, dari Majelis Agama
Konghucu Kabupaten Sintang juga menyampaikan bahwa Sintang harus harmonis.
“ Tidak ada perselisihan, masyarakat bisa hidup
berdampingan. Mari kita mengembangkan amal kebajikan di dunia. Sabda Nabi
Konghucu menjelaskan bahwa manusia dari empat penjuru dunia adalah
saudara. Saya berpesan agar masyarakat yang hadir untuk menjaga keamanan
di sekitar tempat ini ”, terang Edi Hermanto. ( Rz )