JAROT HADIRI RITUAL ADAT HARI JADI KOTA SINTANG
Saturday, May 4, 2019
JAROT HADIRI RITUAL ADAT HARI JADI KOTA SINTANG,
warta kapuas raya,
warta pemda
Edit
|| www.wartaborneo.com –
SINTANG ||Sebagai salah satu agenda dalam rangkaian
kegiatan Hari Jadi Kota Sintang yang ke 657 Tahun 2019, kali ini, Kesultanan
Sintang menggelar kegiatan ritual adat Umpan Benua yang sudah menjadi tradisi
dari zaman para leluhur terdahulu, dan Makan Saprahan Anak Negeri, yang
dihadiri oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno bersama Sultan Sintang, jajaran Forkopimda,
bertempat di Istana Al Mukarammah Keraton Sintang, pada Sabtu, ( 04/05/2019 ).
Di kesempatan itu, Jarot Winarno juga
melepas keberangkatan para kaum kerabat keraton Istana Al Mukarammah untuk
melaksanakan ritual umpan benua yang dilakukan di atas air dengan menggunakan
speedboat, dan setelah itu Bupati Sintang bersama jajaran Forkopimda melaksanakan
makan saprahan bersama sama.
Seusai rangkaian kegiatan tersebut, Bupati
Sintang menjelaskan bahwa ritual adat umpan benua memiliki filosofi, yaitu
menjaga alam.
“ Umpan benua filosofinya adalah bahwa alam
itu adalah kawan, kita yang harus jaga, dan kita lestarikan, pada umumnya
ritual adat umpan benua ini kita mensyukuri nikmat dari Allah SWT karena kita dekat
dengan alam ” , kata Jarot.
Masih kata Jarot, bahwa kegiatan ritual
adat umpan benua merupakan warisan para leluhur terdahulu yang perlu
dilestarikan.
“ Dahulu para nenek moyang kita, mewariskan
adat pada kita, di mana warisan itu adalah yang mengatur tata hubungan kita
sebagai manusia dengan Allah SWT, yang mengatur hubungan kita manusia bersama alam,
dan mengatur hubungan kita manusia dengan sesama manusia, sehingga warisan
tersebut haruslah kita lestarikan hingga saat ini, salah satunya ritual umpan
benua ini ” , ucap Jarot.
Selain ritual umpan benua, Kesultanan
Sintang juga menggelar kegiatan makan saprahan yang memiliki makna saling
bersilaturahmi dan memiliki nilai kesetaraan.
“ Jadi makan saprahan itu memiliki nilai
yang sangat tinggi, di mana kesetaraan antara petinggi negeri dengan masyarakat
umum itu duduk bersama, makan saprahan bersama sama, semuanya berbaur menjadi
satu dan kita saling bersilaturahmi bersama ” , tambah Jarot.
Sementara itu, Koordinator Panitia
Kegiatan, Syamsul Bachri menjelaskan sejarah singkat dan makna daripada umpan
benua.
“ Umpan benua ini sudah terjadi sejak jaman
para leluhur, sesepuh Al Mukkarammah pada waktu itu. Mereka mengadakan suatu
ritual yang bersifat bersedekah negeri, bersedekah negeri ini adalah kelebihan kelebihan
yang dimiliki oleh kerajaan sekaligus sebagai wujud syukur ketika itu, karena
para leluhur kita waktu itu belum berkaitan dengan agama apa yang ada sudah
masuk ketika itu, dan mereka berdasarkan pengalaman di sebuah kerajaan, dan
terjadilah Umpan Benua atau Sedekah Negeri Ini ” , jelas Bachri.
Selain itu juga, Syamsul Bachri menjelaskan
sejarah dan makna daripada kegiatan makan saprahan anak negeri yang
dilaksanakan dalam peringatan hari jadi kota Sintang yang ke 657 tahun 2019.
“ Menurut daripada sesepuh kita, tetua kita
di Kerajaan Sintang ini, di mana saprahan anak negeri ini menandakan
kegembiraan, kekerabatan, kekeluargaan
yang melambangkan sebuah wadah tempat berkumpul, dan keraton inilah
menjadi tempatnya. Dan makan saprahan anak negeri sudah ada ketika masuknya Kesultanan
Sintang dengan perangkat kerajaan, ketika itu sudah memiliki gelar Sultan yang
disandangkan dan salah satunya adalah Al Mukarammah ” , kata Syamsul Bachri.
Menurutnya, makan saprahan ini merupakan
salah satu sedekah yang memiliki nilai tersendiri dan memiliki jiwa saling
berbagi sesama.
“ Seperti yang kita ketahui bahwa saudara
kita tentunya tidak semuanya mampu, jadi dengan momentum saprahan anak negeri
ini memberikan makan yang sederhana kepada kita semua, yang memiliki nilai
sangat luar biasa sekali. Dengan kita bersedekah kepada keluarga itu nilainya
kebajikannya dua, pertama bersedekah nilainya itu silaturahmi, dan kedua adalah
mendapatkan nilai tambah dari sedekah itu sendiri ” , tambah Bachri.
Selain itu juga, sambung Syamsul Bachri,
bahwa makan saprahan anak negeri dapat meningkatkan rasa
silaturahmi yang tinggi.
“ Makan saprah juga memberikan nilai tambah
bagi warga Sintang, karena untuk memberikan rasa keakraban dan rasa
persaudaraan serta memiliki nilai silaturahmi ” , sambung Bachri.
( Rz )