Menurut Dewan Sintang Sekolah Adat Kambong Memperkuat Identitas dan Eksistensi
WARTABORNEO.COM - Sekolah adat sebagai kampanye yang diinisiasi oleh pemuda-pemuda adat merupakan bentuk resistensi terhadap sistem pendidikan nasional yang dianggap sebagai salah satu bentuk penjajahan pola pikir.
Tujuan sekolah adat, seperti yang diungkapkan Modesta Wisa, salah satu aktivis Barisan Pemuda Adat Nusantara(BPAN) asal Kalimantan Barat, adalah untuk menciptakan generasi muda adat yang kreatif dan berbudaya. Wisa menambahkan bahwa sekolah adat juga berusaha untuk menggali kembali sejarah komunitas adat, mempertahakan kearifan lokal serta bahasa daerah ditengah arus moderenisasi.
Terkait hal itu, Ketua DPRD Sintang Jeffray Edward yang juga adalah Ketua DAD Kabupaten Sintang, mengapresiasi masyarakat adat di Dusun Kambong, Desa Sekujam Timbai, Kecamatan Sepauk yang berinisiatif mendirikan sekolah adat.
Menurutnya, sekolah adat tersebut penting dibentuk yang tujuannya tak lain adalah sebagai wadah edukasi bagi generasi untuk tetap mencintai, menghargai dan mengangkat nilai-nilai luhur serta tradisi agar tak tergerus dengan modernisasi zaman. Hal tersebut disampaikan Jeffray, saat dimintakan komentarnya terkait dengan pendirian sekolah adat Kambong tersebut, Sabtu (15/6/2019).
“Generasi muda tak bisa menutup diri dari teknologi dan modernisasi. Lewat sekolah adat ini, ada harapan untuk menyadarkan generasi muda, saat mereka mempunyai pemahaman untuk menjaga wilayah adat, perjuangan mereka bisa dibantu dengan kemajuan teknologi, misalnya dalam kampanye perjuangan masyarakat adat, bisa pakai media sosial,” ujarnya.
Jeffray menambahkan, pendidikan adat dijadikan sarana memperkuat identitas dan eksistensi dari komunitas. Pengetahuan tradisional di dalam pendidikan adat, menjadi nilai penting dalam pengelolaan lingkungan. “Saat ini pengetahuan tradisional menjadi acuan dalam pengelolaan lingkungan dan pelestarian hutan secara global,” kata Politisi PDI Perjuangan ini.
Dan tentu saja terobosan ini layak diacungi jempol. Sekolah Adat Kambong menjadi alat edukasi bagi generasi milenial dengan alam dan mempertahankan nilai budaya yang ada di bumi Kalimantan ini. (*)
Tujuan sekolah adat, seperti yang diungkapkan Modesta Wisa, salah satu aktivis Barisan Pemuda Adat Nusantara(BPAN) asal Kalimantan Barat, adalah untuk menciptakan generasi muda adat yang kreatif dan berbudaya. Wisa menambahkan bahwa sekolah adat juga berusaha untuk menggali kembali sejarah komunitas adat, mempertahakan kearifan lokal serta bahasa daerah ditengah arus moderenisasi.
Terkait hal itu, Ketua DPRD Sintang Jeffray Edward yang juga adalah Ketua DAD Kabupaten Sintang, mengapresiasi masyarakat adat di Dusun Kambong, Desa Sekujam Timbai, Kecamatan Sepauk yang berinisiatif mendirikan sekolah adat.
Menurutnya, sekolah adat tersebut penting dibentuk yang tujuannya tak lain adalah sebagai wadah edukasi bagi generasi untuk tetap mencintai, menghargai dan mengangkat nilai-nilai luhur serta tradisi agar tak tergerus dengan modernisasi zaman. Hal tersebut disampaikan Jeffray, saat dimintakan komentarnya terkait dengan pendirian sekolah adat Kambong tersebut, Sabtu (15/6/2019).
“Generasi muda tak bisa menutup diri dari teknologi dan modernisasi. Lewat sekolah adat ini, ada harapan untuk menyadarkan generasi muda, saat mereka mempunyai pemahaman untuk menjaga wilayah adat, perjuangan mereka bisa dibantu dengan kemajuan teknologi, misalnya dalam kampanye perjuangan masyarakat adat, bisa pakai media sosial,” ujarnya.
Jeffray menambahkan, pendidikan adat dijadikan sarana memperkuat identitas dan eksistensi dari komunitas. Pengetahuan tradisional di dalam pendidikan adat, menjadi nilai penting dalam pengelolaan lingkungan. “Saat ini pengetahuan tradisional menjadi acuan dalam pengelolaan lingkungan dan pelestarian hutan secara global,” kata Politisi PDI Perjuangan ini.
Dan tentu saja terobosan ini layak diacungi jempol. Sekolah Adat Kambong menjadi alat edukasi bagi generasi milenial dengan alam dan mempertahankan nilai budaya yang ada di bumi Kalimantan ini. (*)