Progres Pembangunan Rumah Betang Tampuh Juah, Ini Kata Dewan Sintang

WARTABORNEO.COM - Rumah Panjang/Rumah Betang bagi masyarakat Dayak tidak saja sekadar ungkapan legendaris kehidupan nenek moyang, melainkan juga suatu pernyataan secara utuh dan konkret tentang tata pamong desa, organisasi sosial serta sistem kemasyarakatan, sehingga tak pelak menjadi titik sentral kehidupan warganya.

Sistem nilai budaya yang dihasilkan dari proses kehidupan rumah panjang, menyangkut soal makna dari hidup manusia; makna dari pekerjaan; karya dan amal perbuatan; persepsi mengenai waktu; hubungan manusia dengan alam sekitar; soal hubungan dengan sesama.

Dapat dikatakan bahwa rumah betang memberikan makna tersendiri bagi masyarakat Dayak. Rumah betang adalah pusat kebudayaan mereka karena disanalah seluruh kegiatan dan segala proses kehidupan berjalan dari waktu ke waktu.

Lalu, apa kabar rumah betang Tampuh Juah di desa Jerora I? Sudah sejauh mana penyelesaian pembangunan nya? Demikian berbagai pertanyaan yang muncul mengenai rumah adat Dayak, yang akan jadi ikon masyarakat adat Dayak Kabupaten Sintang.

Tak hanya masyarakat yang mempertanyakan, anggota DPRD Sintang pun mempertanyakan hal tersebut. Pertanyaan progres pembangunan tersebut muncul saat pandangan fraksi terkait.

Terkait hal ini Staf Ahli Bupati Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan Syarifudin yang mewakili Bupati Sintang mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Sintang telah menganggarkan penyelesaian pembangunan tahap akhir rumah adat tersebut sebesar Rp 2,4 miliar lebih dan masih dalam proses penyelesaian administrasi.

Usai rapat mengungkapkan progres pembangunan rumah Betang tersebut Ketua DPRD Sintang mengatakan bahwa Pemkab Sintang berkomitmen menyelesaikan pembangunan rumah betang dan sudah menganggarkan untuk tahap akhir Rp 2,4 miliar lebih.

Dijelaskan juga, pembangunan rumah adat betang dibangun tahap pertama tahun 2015 dengan dana sebesar Rp. 6 miliar untuk pekerjaan struktur sampai plat lantai 2 dan pekerjaan tanah ± 1.900. Sementara Tahap II tahun 2017 pembangunan dilanjutkan dengan dana sebesar Rp. 2,5 miliar untuk pekerjaan kolom lantai 2 dan pekerjaan atap.

Ia juga menjelaskan bahwa tahap III tahun 2018 dengan dana sebesar Rp. 1,9 miliar kebih untuk pekerjaan rangka kayu lantai 2, pekerjaan dinding papan, pekerjaan lantai 2 menggunakan lantai porket (flooring), pekerjaan dinding ruai menggunakan hollow 4/8 cm, pekerjaan atap (kekurangan pembayaran di tahun 2017) dan listplank, pekerjaan plafond 332 m3, pekerjaan pintu dan jendela.

Jeffray Edward yang juga ketua DAD Sintang ini berharap, bangunan rumah betang Tampuh Juah sudah dapat dipergunakan dalam Gawai Dayak 2019. Namun harapan tersebut belum dapat terlaksana. "Mudah-mudahan tahun depan kegiatan Gawai Dayak sudah dipusatkan di sana," pungkasnya. (*)

Subscribe to receive free email updates: