Selama PGD VIII Perputaran Ekonomi Meningkat
WARTABORNEO.COM - Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak ke VIII tahun 2019 Kabupaten Sintang Yustinus Jukardi mengatakan selama berlangsungnya Pekan Gawai Dayak, perputaran ekonomi masyarakat akan signifikan. Hal tersebut didukung oleh banyaknya masyarakat yang membuka warung atau lapak untuk berjualan makan dan minum serta souvenir di sekitar lokasi stadion Baning.
"Saya optimis, dari sisi perekonomian masyarakat akan ada peningkatan dari sebelumnya. Dari pengamatan kami, untuk lapak yang menyajikan kuliner khas mencapai 40 lebih, belum termasuk kuliner umum dan juga souvenir," ungkap Yustinus Jukardi beberapa waktu lalu.
Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang yang akrab disapa Totoi ini, selain didominasi pelaku usaha di Sintang, Pekan Gawai Dayak ini juga diikuti pelaku usaha dari Kalimantan Tengah, yang khusus menjual souvenir khas Dayak.
"Ada juga yang datang dari Provinsi tetangga, Kalimantan Tengah ikut meramaikan kegiatan dengan membuka stand souvenir khas Dayak," kata Yustinus.
Ditambahkannya, kegiatan Pekan Gawai Dayak yang setiap tahunnya digelar ini tidak hanya dikhususkan untuk kegiatan budaya semata, namun juga diharapkan ada efek dominonya bagi masyarakat terkhusus dari sisi ekonomi masyarakat.
"Apapun kegiataannya, tidak sebatas Pekan Gawai Dayak ada harapan dari masyarakat untuk menambah penghasilan, baik itu mereka yang memang pemilik usaha ataupun yang dadakan. Dalam Pekan Gawai Dayak tahun ini kita mengharapkan juga tumbuhnya ekonomi kreatif khususnya dimasyarakat Dayak yang memang memiliki ke khasannya sendiri. Kita berharap sebagai tuan rumah kegiatan, semakin banyak inovasi yang muncul dari masyarakat Dayak Kabupaten Sintang dalam giat ekonomi," harap Yustinus.
Seperti diketahui, Pekan Gawai Dayak ke VIII tingkat Kabupaten Sintang sudah dibuka pada 9 Juli 2019. Kegiatan yang berlangsung hingga 13 Juli 2019 ini juga bersamaan dengan kegiatan Kelam Tourism Festival yang dipusatkan di TWA Bukit Kelam diharapkan juga mampu menghadirkan wisatawan domestik dan mancanegara.
"Jika kegiatan ini dapat terus disinkronkan menjadi agenda bersama, saya percaya akan menjadi daya tarik tersendiri dari sisi budaya dan alam, karena keduanya adalah ciri utama dari kehidupan masyarakat suku Dayak. Dengan pengemasan yang baik disertai dengan promosi yang gencar, saya yakin ini akan menjadi sektor unggulan bagi Kabupaten Sintang yang selama ini hanya bertumpu pada sektor perkebunan," ungkap Yustinus.
"Saya optimis, dari sisi perekonomian masyarakat akan ada peningkatan dari sebelumnya. Dari pengamatan kami, untuk lapak yang menyajikan kuliner khas mencapai 40 lebih, belum termasuk kuliner umum dan juga souvenir," ungkap Yustinus Jukardi beberapa waktu lalu.
Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang yang akrab disapa Totoi ini, selain didominasi pelaku usaha di Sintang, Pekan Gawai Dayak ini juga diikuti pelaku usaha dari Kalimantan Tengah, yang khusus menjual souvenir khas Dayak.
"Ada juga yang datang dari Provinsi tetangga, Kalimantan Tengah ikut meramaikan kegiatan dengan membuka stand souvenir khas Dayak," kata Yustinus.
Ditambahkannya, kegiatan Pekan Gawai Dayak yang setiap tahunnya digelar ini tidak hanya dikhususkan untuk kegiatan budaya semata, namun juga diharapkan ada efek dominonya bagi masyarakat terkhusus dari sisi ekonomi masyarakat.
"Apapun kegiataannya, tidak sebatas Pekan Gawai Dayak ada harapan dari masyarakat untuk menambah penghasilan, baik itu mereka yang memang pemilik usaha ataupun yang dadakan. Dalam Pekan Gawai Dayak tahun ini kita mengharapkan juga tumbuhnya ekonomi kreatif khususnya dimasyarakat Dayak yang memang memiliki ke khasannya sendiri. Kita berharap sebagai tuan rumah kegiatan, semakin banyak inovasi yang muncul dari masyarakat Dayak Kabupaten Sintang dalam giat ekonomi," harap Yustinus.
Seperti diketahui, Pekan Gawai Dayak ke VIII tingkat Kabupaten Sintang sudah dibuka pada 9 Juli 2019. Kegiatan yang berlangsung hingga 13 Juli 2019 ini juga bersamaan dengan kegiatan Kelam Tourism Festival yang dipusatkan di TWA Bukit Kelam diharapkan juga mampu menghadirkan wisatawan domestik dan mancanegara.
"Jika kegiatan ini dapat terus disinkronkan menjadi agenda bersama, saya percaya akan menjadi daya tarik tersendiri dari sisi budaya dan alam, karena keduanya adalah ciri utama dari kehidupan masyarakat suku Dayak. Dengan pengemasan yang baik disertai dengan promosi yang gencar, saya yakin ini akan menjadi sektor unggulan bagi Kabupaten Sintang yang selama ini hanya bertumpu pada sektor perkebunan," ungkap Yustinus.