Puluhan Desa Di Ketungau Hilir Belum Nikmati Listrik Negara

www.wartaborneo.com - SINTANG : Anggota DPRD Sintang dari daerah pemilihan Ketungau, Liyus merasa prihatin dengan kondisi desa-desa di Ketungau Hilir yang masih belum terjangkau penerangan listrik dari PLN. Puluhan desa-desa tersebut masih mengandalkan penerangan yang bersumber dari genset dan pada umumnya adalah pelita.

Pengakuan tersebut disampaikannya kepada wartakapuas.com, Jumat (11/10/2019). Menurut Liyus, sudah lama masyarakat puluhan desa tersebut mendambakan penerangan listri dari PLN.

"Sebagai wakil rakyat dapil Ketungau, ini menjadi keprihatinan bagi saya. Selama ini masyarakat desa menggunakan genset ataupun solar sel dan umumnya menggunakan pelita. Sampai dimana kekuatan barang itu. Genset harus menggunakan bahan bakar premium yang harganya jelas berbeda dengan kita disini. Belum lagi perawatannya termasuk juga solarsel. Jadi melalui kesempatan inilah saya meminta kepada pihak PLN, sejalan dengan program pemerintah soal kelistrikan yakni program Indonesia terang, program nasional Listrik Perdesaan juga benar-benar dapat direalisasikan," ungkapnya.

Lanjutnya, dengan masuknya listrik hingga ke pelosok pedesaan, tentu diharapkan dapat  meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di desa tersebut. Seperti dapat difungsikan ke alat-alat rumah tangga maupun peralatan usaha yang memerlukan energi listrik. 

"Selain itu anak-anak usia sekolah pun nyaman belajar di malam hari tidak perlu gelap-gelapan lagi," kata Liyus

Berdasarkan laporan yang diterimanya, terdapat desa-desa di Ketungau Hilir  yang hingga kini belum ada jaringan listriknya seperti Pedadang, Beluh Mulyo, Betung Permai, Batu Nyadi, serta ada beberapa desa di sekitar nya.

"Saya mohon kepada PT PLN Persero, kiranya dapat mempercepat dibangunnya jaringan kelistrikan diwilayah tersebut," ujarnya.

Seperti diketahui,  PT PLN (Persero) memulai program listrik desa di Kalimantan Barat. Sedikitnya ada 60 lokasi yang akan dibangun fasilitas dan infrastruktur ketenagalistrikan baru guna mengejar rasio elektrifikasi nasional 100% dan salah satu caranya dengan meningkatkan rasio elektrifikasi di desa.

Pada 2018 PLN telah menyelesaikan program listrik perdesaan di Kalimantan Barat dengan membangun 4.825 kilo volt ampere (kVA) Gardu Distribusi 86 kilo meter sirkit (kms) Jaringan Tegangan Menengah, 209 kms Jaringan Tegangan Rendah. Lalu ada 35 desa teraliri listrik dengan total 5.678 pelanggan.

Pada tahun 2019, dengan nilai investasi lebih dari Rp130 miliar  PLN akan menambah jaringan listrik pedesaan di 60 lokasi dengan panjang jaringan tegangan menengah se359 kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 221 kms, dan gardu distribusi dengan kapasitas 9.625 kVA dengan Potensi pelanggan yang akan menikmati akses energi listrik sebesar 13.169 pelanggan. Pembangunan jaringan listrik desa pada 2019 akan meningkatkan rasio elektrifikasi PLN di Kalimantan Barat menjadi 90,4%, dari sebelumnya 88,04 %. (phs)

Subscribe to receive free email updates: