Di Seminar International Tekstil Sekda Sebut Tenun Ikat Khas Sintang Terima Berbagai Penghargaan


www.wartaborneo.com - SINTANG : Didalam sistem kebudayaan masyarakat Dayak, tekstil memiliki peran dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam urusan adat. Suku  Dayak membuat tenunan dengan motif yang indah. Terdapat perbedaan dekorasi teknik dalam pembuatan kain tenun khas Dayak Sintang yakni ikat, sungkit, pilin dan idan. kekhasan Tenun Ikat Kabupaten Sintang inilah yang telah membuatnya mendapatkan berbagai penghargaan dari Pemerintah Pusat. 

Hal tersebut dikemukakan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah saat membuka kegiatan Festival Tenun Ikat dan Seminar Internasional yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sintang di Museum Kapuas Raya, pada, Rabu (23/10/2019)

“Tenun ikat Sintang sudah beberapa kali menerima penghargaan dari pemerintah antara lain, warisan budaya tak benda, Upakarti. Ini semua karena ketekunan para pengrajin tenun, bantuan banyak pihak dan perhatian Pemkab Sintang terhadap tenun ikat ini,” kata Yosepha Hasnah.

Menurutnya, pelaksanaan Festival Tenun Ikat dan seminar International Tekstil yang digelar oleh Pemkab Sintang ini hanyalah salah satu upaya untuk pengembangan objek pokok kebudayaan sebagaimana diamanatkan Undang - Undang Nomor 5 tahun 2017.

“Pelaksanaan UU No 5 Tahun 2017 harus menjadi pemikiran bersama, karena sudah menjadi tugas dan kewajiban sebagaimana yang diamanatkan pemerintah pusat," ujarnya

Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang juga berharap kegiatan yang dilaksanaan saat ini dapat menjadi agenda rutin untuk dilaksanakan, yang dikatakannya multiplier effect.

"Saya berharap kedepannya event seperti ini dapat menjadi agenda tahunan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang dengan mengundang turis mancanegara. Sehingga kegiatan ini bisa memiliki multiplier effect terhadap pemberdayaan para penenun dan khususnya masyarakat Kabupaten Sintang dari berbagai sektor,” harap Sekda.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Lindra Azmar  menjelaskan bahwa kegiatan festival dan seminar bertujuan untuk pelestarian budaya dan pengembangan tenun ikat, sekaligus  pemajuan objek pokok kebudayaan yang ada di Kabupaten Sintang. 

“Dalam festival ini, kami menyelenggarakan berbagai jenis perlombaan, mulai dari  lomba Puak Kumbu, pewarna alam, lomba Puak Kumbu pewarnaan kimia, Fashion show anak, dan desain kosut bagi penenun” terang Lindra Azmar.

Festival Tenun Ikat ini diikuti oleh peserta dari desa dan kecamatan yang selama ini memang menjadi sentra pengerajin tenun ikat seperti Kelam Permai dan Dedai. Sedangkan unsur juri lomba kami siapkan dari Belanda, Sabah Malaysia dan Pontianak. (*)



Subscribe to receive free email updates: