Menurut Roni Sintang Harus Optimalkan Lahan Produktif
WARTABORNEO.COM - Kabupaten Sintang adalah salah satu wilayah otonom tingkat II di bawah Provinsi Kalimantan Barat. Luas wilayah Kabupaten Sintang itu 21.635 km2 dengan kepadatan 16 jiwa/km2 yang terdiri dari multi etnis Dayak, Melayu, dan Tionghoa.
Kabupaten Sintang merupakan daerah perbukitan dengan total luas mencapat 69% dari total luas kota Sintang. Kabupaten ini merupakan kabupaten terbesar kedua di Kalimantan Barat setelah kabupaten Ketapang. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.
Dan dari total wilayah yang hampir sama dengan Provinsi Jawa Barat ini, mayoritas diisi oleh petani sawit dan karet. Untuk itu, lahan untuk persawahan sangatlah kecil. Padahal wilayah Sintang yang merupakan daerah teritorial perbukitan, banyak terdapat rawa-rawa yang merupakan hamparan tanah subur di daerah lereng bukitnya. Meskipun biasa digunakan masyarakat dalam bercocok tanam padi, namun masih luas lahan yang belum termanfaatkan dengan baik dan dapat dikhawatirkan dialihfungsikan untuk sawit.
Hal ini mendapat perhatian dari Florensius Roni selaku Ketua Komisi B DPRD Sintang. Menurutnya Sintang juga harus mengoptimalkan lahan produktif sehingga membantu pemerintah dalam rangka peningkatan produksi pangan.
"Optimalisasi lahan menjadi lahan produktif menjadi salah satu langkah pemerintah dalam peningkatan produksi khususnya lahan pertanian,” ungkapnya saat dihubungi oleh tim redaksi kami, Rabu (3/4/19).
Menurutnya hal ini seturut dengan visi misi dan proyeksi Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045. Dan peningkatan produksi pangan Sintang tentunya juga akan menjadi tolak ukur yang nantinya berujung pada ekspor pangan.
Tentunya itu dimulai dari ketahanan pangan domestik terlebih dahulu. (*)
Kabupaten Sintang merupakan daerah perbukitan dengan total luas mencapat 69% dari total luas kota Sintang. Kabupaten ini merupakan kabupaten terbesar kedua di Kalimantan Barat setelah kabupaten Ketapang. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.
Dan dari total wilayah yang hampir sama dengan Provinsi Jawa Barat ini, mayoritas diisi oleh petani sawit dan karet. Untuk itu, lahan untuk persawahan sangatlah kecil. Padahal wilayah Sintang yang merupakan daerah teritorial perbukitan, banyak terdapat rawa-rawa yang merupakan hamparan tanah subur di daerah lereng bukitnya. Meskipun biasa digunakan masyarakat dalam bercocok tanam padi, namun masih luas lahan yang belum termanfaatkan dengan baik dan dapat dikhawatirkan dialihfungsikan untuk sawit.
Hal ini mendapat perhatian dari Florensius Roni selaku Ketua Komisi B DPRD Sintang. Menurutnya Sintang juga harus mengoptimalkan lahan produktif sehingga membantu pemerintah dalam rangka peningkatan produksi pangan.
"Optimalisasi lahan menjadi lahan produktif menjadi salah satu langkah pemerintah dalam peningkatan produksi khususnya lahan pertanian,” ungkapnya saat dihubungi oleh tim redaksi kami, Rabu (3/4/19).
Menurutnya hal ini seturut dengan visi misi dan proyeksi Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045. Dan peningkatan produksi pangan Sintang tentunya juga akan menjadi tolak ukur yang nantinya berujung pada ekspor pangan.
Tentunya itu dimulai dari ketahanan pangan domestik terlebih dahulu. (*)