PGD Kabupaten Sintang 2019 Diawali Dengan Misa

WARTABORNEO.COM - Pekan Gawai Dayak 2019 di Kabupaten Sintang diawali dengan Misa, Misa adalah keseluruhan Perayaan Ekaristi. Kata misa ini diambil dari kata-kata bahasa Latin yang diucapkan imam pada akhir Perayaan Ekaristi: Ite missa est! Artinya: Pergilah, engkau diutus. Kata Misa ini ada hubungannya dengan kata mittere yang berarti mengutus. Jadi, arti kata Misa lebih mementingkan bahwa kita diutus.

Terkait hal itu, pembukaan Pekan Gawai Dayak Kabupaten Sintang tahun 2019 diawali dengan doa syukur bernuansa Katolik. Lagu-lagu rohani berkumandang pagi itu, dalam perayaan Misa. Warna merah mendominasi halaman Indoor Apang Semangai di komplek Stadion Baning Sintang, Selasa (9/7/2019).

Turut hadir dalam acara tersebut, anggota DPRD Sintang Welbertus, Kaban KPSDM Sintang Palentinus, Kadis PMPTSP Sudiyanto, dan Kadis Porapar Sintang Dr. Hendrika. Anggota DPRD kabupaten Sintang terpilih Agrianus. Para kontestan Bujang Dara Gawai dan sejumlah tamu undangan.

"Misa ini bentuk syukur kita kepada Tuhan dulu kita Dayak menunjukkan syukur ini kepada Jubata sekarang kita inkulturasi dalam bentuk Misa ini," terang Yustinus selaku Ketua Panitia PGD Sintang 2019.

"Pada Pekan Gawai Dayak kita yang ke-VIII ini kita mengusung tema, 'Dayak bersatu, Dayak maju, dan bermartabat," katanya lagi.

Perayaan Misa pembukaan PGD Sintang 2019 dipimpin oleh pastor Vikaris Jendral Keuskupan Sintang, RD. Leonardus Miau. Sebagai Pastor pendamping pada misa tersebut ada, RD. Endi, RD. Florianus Abong dan RD. Herman Yosef Ga'i.

"Gawai ada 2 makna, pertama kita bersyukur kepada Tuhan setelah kita melalui masa hidup kita sebelumnya," kata RD. Miau dalam Kotbahnya.

"Kedua, kita mohon Rahmat Allah supaya kita ke depan jadi orang Dayak ini menjadi orang Dayak yang sungguh bisa melaksankan tugas dan tanggungjawab berdasarkan imannya dan dibawah bimbingan Tuhan," tambahnya.

Misa dimeriahkan oleh Koor dari Chana Choir - STKIP Persada Khatulistiwa Sintang. Tampak hadir tokoh-tokoh masyarakat Dayak hadir dalam misa ini.

"Kita orang Dayak tidak boleh jadi inklusif, kita diharapkan sanggup berkorban dan mengamalkan cinta kasih dizaman ini," kata RD. Miau.

"Seperti Yakub bertarung dengan Tuhan Allah dan menang demikianlah hendaknya hidup kita harus bertarung untuk kebaikan untuk menonjolkan kehidupan yang baik," ujarnya lagi.

"Kita hendaknya 100% Dayak, 100% Katolik 100% Indonesia 100% setia kepada Pancasila dan UUD 1945. Semangat Dayak untuk kebersamaan dan persatuan bangsa dan negara," pesan RD. Miau lagi.

Subscribe to receive free email updates: