Jeffray : 4 Pilar Kebangsaan Benteng Kemajuan Teknologi

www.wartaboneo.com - SINTANG : Pancasila telah tumbuh sebagai ideologi bangsa sejak awal kemerdekaan Indonesia juga sebagai dasar pemersatu bangsa. Di dalamnya terkandung nilai ke-Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, dan Demokrasi yang membangun kesejahteraan sosial. Hal fundamental tersebut telah membangun Indonesia hingga masa dewasa ini. 

Sekarang ini kita mulai memasuki era milenial di mana generasi Y (usia 18-36 tahun) sebagai usia produktif menjadi tonggak penentu masa depan nasib Bangsa Indonesia dan bagaimana seisi Pancasila akan diamalkan sebagai dasar bangsa. 

"Indonesia yang penduduknya tercatat lebih dari 250 juta, diperkirakan lebih dari sepertiganya yaitu kira-kira 80 jutaan berusia antara 17 - 37 tahun yang dapat dikategorikan sebagai generasi milenial. Melihat begitu besarnya jumlah generasi muda Indonesia berarti bangsa ini berpeluang memiliki potensi yang besar untuk membangun negaranya," ungkap Wakil Ketua DPRD Sintang sementara, Jeffray Edward usai acara Seminar dan KKR di Balai Pegodai, Jumat (18/10/2019)

Dewasa ini, lanjutnya perkembangan kehidupan manusia tidak lepas dari adanya teknologi, termasuk dalam ranah sosial dan pendidikan. Teknologi adalah mencakup segala perangkat yang dapat memudahkan kehidupan manusia. 

"Sebagai bangsa yang merdeka pada abad ke-20 ini, mengharuskan bangsa Indonesia ikut berlomba-lomba dalam membangun dan melakukan proses peningkatan teknologi agar dapat menanggulangi tantangan-tantangan pada masa ini," ujarnya.

Globalisasi menjadi keuntungan sekaligus tantangan bagi generasi milenial. Di era dunia yang serba praktis ini, lanjutnya generasi milenial dihadapkan pada tantangan bagaimana menyinkronkan budaya pancasila dan kuatnya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia.

"Sebagaimana kita ketahui beberapa ideologi dan budaya luar bisa dikatakan tidak sejalan dengan ideologi dan budaya di Indonesia sendiri," kata Politisi PDI Perjuangan ini.

Jeffray menegaskan, membuka diri terhadap perubahan bukanlah hal yang salah, malah hal tersebut dibutuhkan bagi perkembangan dalam negeri sendiri, tapi pastilah tidak semua budaya tersebut bisa dipraktekan dalam kehidupan di Indonesia.  

"Di era ini di mana perkembangan iptek dan budaya luar sangatlah mudah disebarkan melalui media-media online untuk konsumsi para generasi milenial, termasuk pengaruh radikalisme dan intoleran. Dengan demikian mudah saja hal tersebut meracuni jiwa Pancasila. Di sinilah kita diuji bagaimana tetap menegakkan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan tetap menjadi ideologi yang up-to-date akan perkembangan zaman, bagaimana mengamalkan pancasila di era modern ini. Karenanya kita harus bertitik tolak pada empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, merupakan 4 pilar kebangsaan yang menjadi perekat dalam mempersatukan kita, sebagai bangsa yang besar dalam konteks kemajemukan," imbuhnya. (phs)

Subscribe to receive free email updates: