Dokter Jarot Winarno Ajak: Mari Berdonor
www.wartaborneo.com - SINTANG : Saat sakit kadang diperlukan transfusi darah untuk mempertahankan sebuah kehidupan. Namun seringkali terjadi kesulitan saat memerlukan darah. Kebutuhan akan darah di Indonesia per tahun mencapai sekitar 5,1 juta kantong darah, sementara yang terpenuhi hanya sekitar 4,2 juta kantong darah, menurut data WHO. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan darah di Angka yang kurang dari target. Dampaknya, banyak rumah sakit masih sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan transfusi darah.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Sintang, Jarot Winarno saat menghadiri kegiatan Donor darah dan sosialisasi Stunting di Binjai Hulu, yang dilaksanakan di Aula Ruai Kitai, Kantor Camat Binjai Hulu, pada Rabu, (2/10 /2019). Menurut orang nomor satu di Sintang itu kurangnya ketersediaan darah diperkirakan merupakan akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya.
“Di Kalimantan Barat khususnya di Sintang butuh darahnya sangatlah banyak, maka kita lakukanlah donor darah, pertama, darah yang kita ambil itu cuma bertahan 42 hari, kemudian harus segera di distribusikan ke UTD RSUD yang membutuhkan. Kite be-donor itu sangat membantu masyarakat bah, khususnya yang membutuhkan darah, bukan hanya orang Sintang saja, tetapi se-Kalbar," ujar Jarot.
Jarot Winarno mengatakan bahwa donor darah memiliki filosofi untuk saling berbagi kehidupan kepada yang membutuhkan. Donor darah merupakan cara untuk berbagi dalam kehidupan yang paling mudah dilakukan. Melalui donor darah mau ditunjukkan bahwa hidup tidak membeda-bedakan siapa saja, karena dengan donor darah membagi kehidupan kepada semua orang yang membutuhkan. Donor darah secara teratur juga diketahui dapat menurunkan kekentalan darah. Kekentalan darah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
" orang yang rutin melakukan donor darah memiliki kemungkinan terkena penyakit jantung 88 persen lebih rendah daripada mereka yang tidak melakukan donor darah karna darhnya ndak sempat kental. Semakin kental darah yang mengalir dalam tubuh, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya gesekan antara darah dan pembuluh darah. Gesekan yang terjadi pada pembuluh darah ini dapat merusak sel-sel dinding pembuluh darah yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko terjadinya sumbatan pembuluh darah," jelas pria yang sudah menjadi dokter di Sintang selama lebih dari 30 tahun itu. (mr)