Wakil Ketua DPRD Sintang: Solusi Pemerintah Sangat di Harapkan Masyarakat
www.wartaborneo.com-Sintang: Aksi damai membela Keenam peladang yang diproses secara hukum dengan tuntutan sebagai pembakar lahan dan lingkungan. Proses hukum ini berlangsung sejak November 2019 lalu. Dalam peristiwa hari ini Hakim membacakan vonis akhir dari kasus ini, para peladang bebas murni.
Aksi ini dilakukan bersama sejumlah organisasi masyarakat dalam rangka pengawalan sidang putusan bagi para peladang. Dalam aksi ini di pimpin langsung oleh Wakil Ketua DPRD Sintang, Jeffray Edward, yang dilaksanakan di depan Gedung Pengadilan Negeri Sintang, Senin (9/03/2020).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah anggota DPRD Sintang, Melkianus, Julian Sahri, Herinius Laka, Santosa, Kartimia, Welbertus, Maria Magdalena, Alpius dan Agustinus.
“hari ini kita merasa senang sekali dan bahagia sekali dengan apa yang kita alami, memang hari ini adalah waktu yang kita tunggu-tunggu dan hari ini sudah putus di pengadilan bahwa mereka (para peladang.red) bebas dan inilah yang kami harapkan,” ujar Jeffray sambil merangkul salah seorang peladang yang berdiri di dekatnya. “Ini perjuangan kami selama kurang lebih 8 bulan. Kami berjuang dari hati nurani kami, tidak ada kami dikerahkan untuk datang ke tempat ini, masyarakat datang dengan hati nurani sebagai seorang peladang,” tambahya.
Pria yang juga merupakan ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang ini mengatakan bahwa kedepannya peran pemerintah dalam mencarikan solusi bagi masyarakat sangatlah diharapkan. Jeffray menyebutkan mengenai regulasi dan edukasi seputar pertanian sebagai alternatif solusi.
“Peladang inikan sudah turun temurun di lakukan oleh masyarakt adat dayak, tetapi dengan adanya kejadian ini kita perlu untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat kita,” ujar Jeffray tegas. “Sebagai unsur pimpinan daerah, harapan kami memang kita akan berusaha menemukan cara yang layak dan taat aturan bagi para peladang berladang. Kami akan memebrikan perhatian lebih lagi dari segi aturan maupun dari segi teknologi pertanian sebagai solusinya,” tambah Jeffray.(Ard)