Legislator Sarankan Panitia Kurban Stop Gunakan Kantong Plastik untuk Mengemas Daging
WARTABORNEO.COM - Penggunaan kantong plastik yang berpotensi mencemari lingkungan menjadi sumber kekhawatiran tersendiri bagi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sintang, Ghulam Raziq. Apalagi momentum Idul Adha membuat pemakaian kantong plastik meningkat akibat fungsinya sebagai alat untuk mengemas daging kurban.
Untuk itu, beliau meminta panitia kurban mengganti kantong plastik dengan bahan lain yang lebih ramah lingkungan.
"Ya saran saya bisa menggunakan bakul purun, daun kelapa dan daun pisang untuk mengemas daging kurban yang akan dibagikan ke masyarakat," ujarnya saat diwawancarai awak media, Sabtu (02/07).
Politisi asal Partai Persatuan Pembangunan ini menjelaskan bahwa kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Kantong plastik juga bukan berasal dari senyawa biologis, sehingga plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable).
"Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna," tuturnya.
Beliau berharap agar masyarakat di Kabupaten Sintang dapat mengurangi penggunaan plastik, bukan hanya saat Idul Adha, namun juga lewat gaya hidup sehari-hari. "Semoga saja kedepannya penggunaan plastik di Sintang berkurang, sehingga sampah plastik juga berkurang," pesannya.
Ghulam Raziq menyinggung perihal minimarket di Sintang yang masih memberikan kantong plastik untuk membawa belanjaan. Ia berkata, "minimarket di Sintang ini belum menerapkan berbelanja tidak menggunakan kantong plastik. Kalau berbelanja mereka masih memberikan kantong plastik."
Beliau menutup dialog tersebut dengan mengajak masyarakat untuk membawa wadah sendiri, seperti bakul purun atau wadah lainnya saat berbelanja di pasar tradisional sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. (wk)