SINTANG MINIM TPS
Petugas Kebersihan Mengangkut Sampah di TPS Sintang Foto : Dinas Lingkunan Hidup Kabupaten Sintang |
WARTABORNEO.COM – Sampah menjadi permasalahan yang mencuat di Sintang akhir-akhir ini. Sejumlah Tempat Pembuangan Sementara di tutup oleh pihak terkait. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang, Edy Harmaini mengungkapkan ada beberapa alasan kenapa banyak TPS ditutup.
“Masyarakat protes kenapa TPS kita dikurangi. Ada beberapa hal, pertama di beberapa titik letak TPS kurang strategis sehingga mengganggu keamanan. Misal di persimpangan jalan, pinggir jalan, dari aspek keamanan masyarakat pas lagi buang sampah bisa kena tabrak dan segala macam. Karena sumber penerangan juga minim, kadang orang buang sampah juga malam, Ini membahayakan. Lalu kedua, dengan UPJJ provinsi jalan protokol tidak boleh ada TPS. Kita tarik atas permintaan, semua TPS yang ditarik atas permintaan orang, karena pertama bukan di jalan di wilayah kita, kemudian di tanah orang, ketiga memang sangat menggangu,” kata Edy, Minggu 6 November 2022.
Edy menyarankan untuk melibatkan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), pihak tokoh masyarakat dan desa, karang taruna guna mengurai persoalan sampah dan TPS, khususnya ditingkat desa dan kelurahan.
“Kita sudah bicarakan dengan pihak kelurahan dan desa. Solusi ada dua, TPS kita hilangkan pindahkan ke tempat lain, tapi ndak tersedia lokasinya. Kedua, kita pakai LPM. Menggantikan ambil sampah dari rumah ke rumah, tentu dengan berbayar, kalaupun warga masih ndak mau, ndak tahu lagi lah kami harus gimana lagi,” tegas Edy.
“Tempat-tempat tertentu ada container kita, seroja, tugu bi, tapi memang jauh. Masyarakat yang tidak mau berlangganan ndak mau keluar duit, tentu buang sampah agak jauh. Berlangganan juga membantu, karang taruna yang mengumpulkan,” ungkap Edy lagi.
Sementara itu, angggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Sintang, Welbertus menyayangkan tindakan penutupan TPS tersebut.
Welbertus - Anggota DPRD Sintang
“Sebenarnya bingung juga ya, sayang memang jika TPS itu ditutup,
masyarakat jadi tidak punya tempat pembuangan sampah yang dekat tempat
tinggalnya lagi. sementara kita belum terbiasa mengelola sampah rumah tangga
kita. Tapi memang di sisi lain, kita tidak punya lagi tempat untuk menampung
sampah-sampah yang ada. TPS-TPS itu juga sudah menimbulkan persoalan kesehatan
dan estetika. Semogalah kita segera menemukan solusi yang tepat untuk hal ini
dan adil bagi semua pihak,” ujar politisi PDI Perjuangan itu lagi. (*)